Sabtu

Burung Pipit yang memantulkan wajah kita.....

Ketika musim kemarau baru saja mulai, seekor burung pipit merasakan tubuhnya kepanasan, lalu mengumpat pada lingkunganyang dituduhnya tidak bersahabat. Ia lalu memutuskan untuk meninggalkantempat yang sejak dahulu menjadi habitatnya,terbang jauh ke utara,mencari udara yang selalu dingin dan sejuk.

Benar, perlahan ia merasakan kesejukan udara,makin ke utara makin sejuk,ia semakin bersemangat memacu terbangnya lebih ke utara lagi.Terbawa oleh nafsu,ia tak merasakan sayapnya yang mulai tertempel salju,makin lama makin tebal,dan akhirnya ia jatuh ke tanahkarena tubuhnya terbungkus salju.

Sampai ke tanah,salju yang menempel di sayapnya justru bertambah tebal si Burung Pipit tak mampu berbuat apa-apa, menyangka bahwa riwayatnya telah tamat. Ia merintih menyesali nasibnya, mendengar suara rintihan, seekor kerbau yang kebetulan lewat menghampirinya.

Namun si Burung Pipit kecewa mengapa yang datang hanya seekor kerbau ia menghardik si Kerbau agar menjauh dan mengatakan bahwa makhluk yang tolol tak mungkin mampu berbuat sesuatu untuk menolongnya. Si Kerbau tidak banyak bicara, ia hanya berdiri, kemudian kencing tepat di atas si Burung Pipit tersebut.

Si Burung Pipit semakin marah dan memaki-maki si Kerbau, lagi-lagi si Kerbau tidak bicara, ia maju satu langkah lagi, dan mengeluarkan kotoran ke atas tubuh si Burung Pipit. Seketika si Burung Pipit tidak dapat bicara karena tertimbun kotoran kerbau, si Burung Pipit menyangka lagi bahwa ia bakal mati tak bernapas.

Namun perlahan-lahan, ia merasakan kehangatan, salju yang membeku pada bulunya
perlahan meleleh oleh hangatnya kotoran, ia dapat bernapas lega dan melihat kembali langit yang cerah.

Si Burung Pipit berteriak kegirangan, bernyanyi keras sepuas-puasnya mendengar ada suara burung bernyanyi, seekor anak kucing menghampiri sumber suara, mengulurkan kakinya, mengais tubuh si Burung Pipit dan kemudian menimang-nimang,
menjilati, mengelus dan membersihkan sisa-sisa salju yang masih menempel pada bulu si Burung Pipit.

Begitu bulunya bersih, si Burung Pipit bernyanyi dan menari kegirangan, ia menyangka telah mendapatkan teman yang ramah dan baik hati.
Namun apa yang terjadi kemudian, seketika itu juga dunia terasa gelap gulita bagi si Burung Pipit,dan tamatlah riwayat si Burung Pipit ditelan oleh si Kucing.