Cantik, salah satu deretan kata terindah yang diakui oleh manusia. Kaum lelaki mendambakan istri yang cantik. Para wanita " habis - habisan " menjaga kecantikannya.
Tidak ada yang salah dengan suatu kecantikan yang dilekatkan pada diri wanita. Ini bisa kita terima jika kecantikan yang dimaksud adalah pesona keindahan lahir batin sebagai anugrah Allah SWT yang tetap terpelihara sesuai ketentuan syariat.
Penempatan posisi wanita yang " selalu ditempatkan di bawah " terasa gerah bila maknanya adalah untuk merendahkan derajat kaum wanita. Dengan keutamaan perannya, Islam memberikan penghargaan yang tinggi bagi wanita shalihah. Kecerdasan yang dimiliki wanitapun bukan hanya sebatas pengakuan fitrahnya.
Dengan kodratnya, tema wanita " yang tak pernah lekang oleh waktu dan tak lapuk dimakan zaman " harus senantiasa dijaga oleh kita, kaum wanita itu sendiri.
Usaha mengeksploitasi wanita begitu sangat beragam. Salah satunya menjadikan wanita sebagai komoditas. Kemasannya pun bervariasi.
Ungkapan " kejumudan " dalam mengarungi kehidupan rumah tangga juga mewarnai diri wanita. Kekurangmampuan berinteraksi dengan keluarga atau orang lain kadang membuat diri wanita stress. Padahal itu tidak akan terjadi, jika wanita membekli dirinya dengan ilmu dan ketrampilan yang mutlak dibutuhkan dalam menghadapi persoalan yang ada.
Masih dengan teladan wanita mulia, kita temukan sosok ideal pada diri Aisyah RA. Paduan kecerdasan dan kecantikan yang terukir indah dalam sejarah, layak dijadikan panutan oleh kaum wanita.
" Dialah wanita pecinta kebenaran, putri seorang lelaki pecinta kebenaran, istri kesayangan Rasululloh dan seorang yang namanya dibersihkan dari tuduhan dusta langsung dari langit " ( Masyruq bin Al Ajda )