Kamis

Untuk apa engkau sekolah Nak ?

Semoga Allah memperkenankan potongan peristiwa ini akan terjadi dalam kehidupanku suatu saat nanti. Yups, suatu saat nanti...

Hari itu, di satu sore yang cerah, aku bertanya pada putraku ; " Untuk apa engkau sekolah, Nak ?" Dan putraku menjawab " Untuk memperoleh ilmu yang bisa mengantarkan kepada kebahagiaan dunia dan akhirat, dan untuk kejayaan Islam. "

Membandingkan impian anak - anak di zaman sekarang dengan orang - orang yang digambarkan dalam Al Quran atau tersebut dalam kitab hadits dan sirah, kadang membuat kita prihatin. Bagaimana tidak ? Impian kebanyakan anak zaman sekarang hanya sebatas jadi orang kaya, terpandang dan terkenal. Dan hal tersebut bukan sepenuhnya kesalahan anak - anak. Kadang, kita sebagai orang tua atau pendidik memberi mereka motivasi tsb dengan mengatakan " Belajar yang rajin ya, biar kelak bisa jadi orang sukses." Yang dimaksud sukses dalam hal ini adalah sukses di dunia, yaitu jadi orang kaya dan terpandang.
Akibat adanya motivasi semacam itu, bila ditanya untuk apa mereka sekolah ? jawabnya adalah : " Agar berhasil memperoleh pekerjaan dan penghasilan yang layak." Ia memandang sekolah hanyalah sekedar formalitas untuk mewujudkan impian dan cita - citanya.

Sedangkan impian dan angan - angan orang - orang saleh itu begitu tinggi, menerawang jauh ke depan, memikirkan masa yang akan datang.
Perhatikanlah doa berikut, sebuah doa yang pernah diucapkan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail :

" Wahai Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan jadikanlah diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau.
Dan tunjukilah kami cara - cara dan tempat ibadah haji kami,dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engakulah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. Wahai Tuhan Kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan mereka yang akan membacakan kepada mereka ayat - ayat Engkau dan mengajarkan kepada mereka Al Quran dan Al Hikmah serta menyucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana " ( Al Baqoroh : 128-129 )

Contoh lain, Allah SWT telah mengabarkan kepada kita tentang sifat - sifat hamba yang saleh. Mereka memohon kepada-Nya :

" Wahai Tuhan kami, jadikanlah istri - istri dan anak - anak keturunan kami sebagai penyejuk mata kami, dan jadikanlah kami imam bagi orang - orang yang bertaqwa " ( Al Furqon : 74 )

Pemikiran tersebut bukanlah karena tamak kepada jabatan pemimpin atau memperlihatkan hawa nafsu ingin berkuasa. Akan tetapi merupakan keinginan luhur untuk menghindarkan anak keturunannya dari siksa api neraka, memberikan arahan kepada para pengikutnya kepada jalan hidup yang lurus, menyampaikan ajakan kepada kebenaran, dan menunjukkan suri tauladan kepada mereka dalam berpegang teguh kepada manhaj ilahi yang telah diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya.

Pada hari itu ( suatu saat nanti... ), akan kukatakan kepada putraku :

" Wahai putraku, bila engkau menjadi Dokter atau Insinyur atau apa saja sesuai dengan bakat dan keinginanmu, maka jadilah Dokter atau Insinyur yang mau menasihati manusia ke jalan Allah SWT dan Rasul-Nya, mengikuti petunjuk-Nya dan membela Islam. Dengan begitu, niscaya Allah SWT akan memberi kemenangan umat Islam lewat tanganmu..."